Penyakit stroke dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Bahkan, dalam beberapa kasus serangan stroke dapat terjadi tiba-tiba. Tentunya hal ini membuat banyak orang bertanya mengapa stroke bisa terjadi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut simak ulasan berikut ini.
Ulasan Mengapa Stroke Bisa Terjadi ?
Faktanya mengapa stroke bisa terjadi tidak memandang usia penderita. Semua orang berpotensi mengalami stroke dengan jenis yang berbeda-beda, stroke juga merupakan penyakit umum di Indonesia. Namun, stroke yang menyerang terjadi karena riwayat penyakit dan pola hidup kurang sehat yang dijalani seseorang.
Singkatnya penyakit stroke terjadi akibat tidak ada darah yang mengalir menuju otak. Sehingga berdampak oksigen dan nutrisi yang dibawa dalam darah tidak disupplai menuju otak.
Dilihat dari jenis stroke juga beragam. Mulai dari stroke ringan yakni transient ischaemic attack (TIA). TIA hanya terjadi sementara waktu, bisa dalam hitungan menit dan jam.
Ada pula jenis stroke iskemik terjadi ketika pembekuan darah menyumbat pembuluh darah, menghentikan pasokan oksigen. Sementara jenis stroke paling berbahaya yakni stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah pecah, menyebabkan pendarahan di otak.
Pada setiap penderita stroke tersebut akan diberikan berbagai obat-obatan sesuai dengan obat stroke yang dialami.
Baca juga: Bersihkan Tiolet Anda Dengan Jasa Sedot Wc Jakarta
Beragam Obat Stroke Agar Segera Pulih
Obat stroke akan digunakan saat berada dalam ruang gawat darurat untuk memecah pembekuan darah dalam pembuluh atau otak. Namun, ada beberapa jenis obat yang digunakan selama proses perawatan lanjutan.
1. Antikoagulan
Antikoagulan adalah obat untuk mengencerkan darah. Ini digunakan untuk mengobati stroke iskemik dan stroke ringan (TIA). Aspirin merupakan salah satu antikoagulan yang digunakan dalam perawatan lanjutan stroke iskemik dan masalah kardiovaskular lainnya seperti penyakit jantung dan mencegah stroke selanjutnya. Aspirin mencegah platelet agar tidak saling menempel satu sama lain sehingga menyebabkan pembekuan darah.
Warfarin merupakan obat pengencer darah untuk mencegah penyebaran pembekuan darah dan mencegah pembekuan darah terjadi lagi. Biasanya dikonsumsi oleh pasien stroke dengan riwayat penyakit jantung dan memiliki katup jantung buatan.
Antikoagulan harus digunakan berdasarkan rekomendasi dokter. Sebab, penggunaan obat antikoagulan tidak sesuai resep menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, obat antikoagulan tidak diberikan kepada penderita stroke hemoragik karena berpotensi meningkatkan perdarahan dalam otak.
2. Clopidogrel
Clopidogrel merupakan jenis obat antiplatelet untuk mencegah pembekuan darah. Biasanya diberikan kepada pasien stroke iskemik, serangan jantung, dan mengalami penyakit jantung. Clopidogrel dapat dikonsumsi meskipun pasien penyakit stroke merasa sehat.
3. Tissue Plasminogen Activator
Tissue plasminogen activator (TPA) merupakan pengobatan darurat yang dilakukan pada pasien stroke iskemik. TPA bekerja untuk memecahkan gumpalan darah dengan waktu relatif cepat.
Pada situasi darurat, dokter akan menyuntikkan TPA langsung pada pembuluh darah atau arteri. Namun, penyuntikkan TPA harus dilakukan sesuai prosedur agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
4. Statin
Statin biasanya diberikan kepada pasien stroke yang memiliki kolesterol tinggi. Terutama pasien stroke yang pernah mengalami masalah jantung, serangan jantung, dan stroke ringan. Statin bekerja dengan memblok enzim yang ada dalam tubuh.
Dimana enzim tersebut melakukan produksi kolesterol. Beberapa jenis statin yang beredar di apotik, antara lain:
- atorvastatin
- fluvasatatin
- lovastatin
- pitavastatin
- pravastatin
- rosuvastatin
- simvastatin
Setelah pasien stroke melewati masa kritis dan mengonsumsi obat-obatan diatas. Dilanjutkan dengan tahapan pemulihan atau rehabilitasi. Tujuan dilakukannya rehabilitasi pasca stroke tuntuk memperbaiki kerusakan jaringan otak atau jaringan pada tubuh pasien.
Selain penggunaan obat-obatan, pasien stroke juga harus melakukan langkah pencegahan agar stroke tidak terulang lagi. Misalnya melakukan perbaikan pola hidup, rajin berolahraga, meditasi, menjauhi makanan penyebab stroke, dan mengurangi beban pikiran.